Jelang Bulan Ramadhan, Babinsa Bersama Warga Desa Jambusari Bersihkan Makam

https://www.cilacap.news/2019/04/jelang-bulan-ramadhan-babinsa-bersama.html


PELITA24.COM | Cilacap – Jelang datangnya Bulan suci ramadhan, warga daerah pedesaan rutin melakukan ritual nyadranan atau ziarah dengan membersihkan makam leluhur, memanjatkan doa permohonan ampun, dan tabur bunga sebagai simbol bakti dan ungkapan penghormatan serta terima kasih terhadap para leluhurnya.


Demikian yang dilakukan warga Desa Jambusari Kecamatan Jeruklegi. Dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan, mereka melaksanakan kerja bakti pembersihan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Jambusari Kecamatan Jeruklegi, Minggu (28/4).


Babinsa Jambusari Serka Sukran, anggota Koramil 02/Jeruklegi juga turut serta dalam kegiatan kerja bakti pembersihan makam tersebut. ” Ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap menjelang bulan ramadhan yang melibatkan seluruh perangkat desa dan warga masyarakat desa Jambusari dan sasaran kerja bakti kali ini adalah pembersihan semak, rumput dan sampah di areal makam,” terang Serka Sukran. 


Menurutnya, tradisi yang hingga saat ini masih berlangsung di masyarakat pedesaan dalam menyambut datangnya bulan ramadhan ini mempunyai makna simbolis, hubungan diri orang jawa dengan para leluhur, dengan sesama dan dengan Tuhannya. “Makna yang terkandung dalam persiapan puasa di bulan ramadhan adalah agar orang mendapatkan berkah dan ibadahnya diterima Allah SWT, lewat ritual nyadran, masyarakat jawa melakukan penyucian diri,” imbuhnya. 


Ditempat yang sama Kepala Dusun Karanganyar Desa Jambusari Supriyadi menuturkan, kebersamaan dengan seluruh komponen masyarakat untuk peduli akan kebersihan lingkungannya, harus tetap dijaga bersama, disamping itu kegiatan tersebut merupakan hal positif yang bertujuan membangun masyarakat dalam menumbuhkan semangat gotong royong.


“Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini, masyarakat akan lebih peduli tentang pentingnya gotong-royong dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga tradisi kearifan lokal, sebagai bentuk rasa hormat dan beban moral untuk menghargai jasa para leluhur yang telah meninggal dunia,” terang Kadus Karanganyar Supriyadi. P24.001_Tarone

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *